Kenanga
Kenanga yang merupakan tanaman sejawat meniran pengusir hepatitis termasuk tumbuhan berbentuk pohon. Tumbuhnya tidak pernah berkelompok, tetapi sering ditemukan bersama individu-individu lain dalam jumlah agak banyak dalam satu hutan. Bunga merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk obat hepatitis.
Menurut Burkill dan Heyne, bunga kenanga dikenal karena minyak atsirinya yang disebut dengan minyak kenanga atau minyak ylang-ylang. Komponen penyusun minyak atsirinya dilaporkan oleh Perry antara lain, p-kresol, l-lina-lool, geraniol, benzyl alcohol, eugenol, iso-eugenol, metil-eugenol. Tumbuhan ini juga mengandung asam organik seperti, format, asetat, valerat, benzoate, salisilat dan seskui-terpenoida serta alkaloida.
Dalam simposium ke-2 mengenai tumbuhan obat Indonesia di Jepang, Ogata melaporkan, bunga kenanga yang mempunyai kandungan alfa-kariofilena memberikan reaksi pengendalian gangguan hati yang kuat. Untuk menjadikannya obat diperlukan 2 – 3 tangkai bunga. Caranya, bunga-bunga itu dihancurkan dan diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, seduhan ini disaring. Air seduhan inilah yang diminum untuk sekali minum. Dalam sehari, boleh meminum ramuan ini hingga 3 kali. Obat dari bunga kenanga ini tidak mempunyai dampak sampingan dan relative aman.
Mengkudu
Tanaman obat hepatitis lainnya adalah mengkudu. Tumbuhan ini berupa pohon kecil, berdaun lonjong mengkilat, dan berdaging. Buahnya berkutil-kutil, berbiji banyak, dan berwarna hijau kekuningan dengan bau tidak sedap. Pohon mengkudu tumbuh di daerah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan-hutan dan di halaman.
Kandungan kimia pada tumbuhan ini antara lain, metilasetil ester, asam kapril, morinda diol, soranyidiol, morindin, dan morindon. Beberapa kepustakaan menyatakan adanya morindin dalam kulit akar dan kulit batang. Para pakar juga menyatakan, morindin merupakan suatu glikosida turunan antrakinon dengan struktur formula C26H28O14, senyawa yang mengalami hidrolisi menjadi morindon dan gugus gula. Namun, belum ada kesamaan pendapat antara peneliti satu dan lainnya mengenai morindin.
Bagian yang bisa digunakan untuk obat hepatitis adalah kulit batang dan buahnya. Bila dipilih kulit batang, diperlukan kulit batang kering seberat 1 gr untuk resep sekali minum. Bahan direbus dalam 1 gelas air sampai tinggal separuhnya. Begitu dingin air rebusan disaring dan diminum. Frekuensinya, 3 kali sehari. Sedangkan bila menggunakan buahnya, diperlukan 1 gr buah basah untuk membuat obat sekali minum. Buah tersebut dibuat bubur lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Hasilnya disaring untuk diminum. Dalam sehari bisa meminumnya 3 kali.
Pengobatan dengan kulit batang atau buah mengkudu dilarang bagi orang yang mempunyai kelainan fungsi jantung dan tekanan darah rendah. Dampak sampingan yang bisa ditimbulkan, adalah diare dan denyut jantung meningkat.
Meniran
Hasil penelitian di laboratorium Eisei di Tsukuba, Jepang, terhadap beberapa tumbuhan obat Indonesia (TOI) menunjukkan indikasi reaksi pengendalian gangguan penyakit hati. Empat diantaranya menunjukkan reaksi pengendalian kuat, yakni meniran (Phyllanthus niruri), kenanga (Canangium odoratum), mengkudu (Morinda citrifolia), dan galuaju (Bixa orellana). Hasil penelitian itu juga menunjukkan, jahe (Zingiber officianalis), tembelekan (Lantana camara), kayu putih (Malaleuca leucodendron) dan sindur (Sindora glabra), yang mengandung minyak atsiri dengan komponen alfa-kariofilena, memperlihatkan aktivitas pengendalian terhadap gangguan hati yang diberikan karbontetraklorida (CCl4).
Menurut Quisumbing dan Ogata, meniran telah lama digunakan dalam pengobatan penyakit kuning. Tanaman ini merupakan terna semusim, yang tumbuh liar. Biasanya tumbuh di hutan, ladang, semak-semak, sepanjang jalan dan tanah berrumput, tanah lembab, serta bebatuan, pada ketinggian kira-kira 1 – 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Penyebarannya di daerah tropis, Cina, Pulau Solomon, dan India.
Hasil pemeriksaan ekstrak alcohol diketahui, tanaman ini antara lain mengandung sekurinin (filantin). Menurut Mulchandani, zat ini merupakan alkaloid pahit yaitu 4-metoksi-norsekurinin. Sedangkan Gupta melaporkan adanya kandungan senyawa glukosida, senyawa yang terdiri atas gugus gula dan bukan gula dan disebut fisetin-4-O-glukosida. Kandungan lainnya berupa nirtetralin, nirantin, hipofilantin, filtetralin, linteralin, biesterasam ftalat (filester) yang terdapat bersama dengan senyawa steroida. Dari isolasi ekstrak heksana yang dilakukan oleh Satyanarayana ditemukan suatu sekolignan yaitu seko-4-hidroksilinteralin dan dua hidrosilignan (seko-isolarisiresinol-trimetrileter dan hidroksi nirantin). Di samping itu meniran juga mengandung saponin, kalium (yang menyebabkan daya diuretis), damar, dan zat samak.
Untuk menggunakan meniran sebagai obat hepatitis, bisa digunakan keseluruhan bagian tumbuhan ini. Caranya, dengan merebus 1 gr meniran kering dalam 1 gelas air. Perebusan dilakukan hingga airnya tinggal setengahnya. Air rebusan diminum sekali habis. Dalam sehari, obat alami ini Cuma boleh diminum maksimal 3 kali.
Perlu diingat, bagi yang menderita gagal ginjal dianjurkan tidak meminum obat tradisional ini. Pemakaian dalam jangka lama akan menyebabkan kerusakan ginjal.
Sumber : Intisari edisi Juli 1997